Jumat, 13 Maret 2009

Tingkat Analisa Kelompok dalam Metodologi Hubungan Internasional

Beberapa titik tolak dari T.A individual

Manusia terhubung dengan berbagai level lingkungan di luar dirinya (social creature)
tidak semua perilaku individu merupakan bentuk mutlak dari proses internal individual melainkan juga merupakan hasil interaksi dengan berbagai level lingkungan di luar diri manusia (self; “I” vs “me”).
Manusia memiliki kecenderungan untuk berinteraksi intensif berdasarkan persamaan (group interest). Perilaku individual lebih banyak mencerminkan penyesuaian diri individu dengan lingkungannya. (Turner, “The Structure of Sociological Theories” 5th ed)

Pendekatan Kelompok dalam ilmu Politik

Pergeseran fokus kajian politik dari pendekatan institusional & legal tradisional menuju pendekatan terhadap dinamika empiris. Studi terhadap dinamika empiris diarahkan untuk menganalisa individu dan kumpulan individu yang berinteraksi (konflik & kerjasama) dalam institusi politik. Di awali oleh The Process of Government (Arthur Bentley, 1908) dan kemudian berkembang menjadi berbagai macam pemikiran yang terentang pada berbagai macam identifikasi kelompok dalam sistem politik; partai, organisasi, aliran ideologi dll
David Truman, Gabriel Almond, Myron Weiner, Sidney Verba dll

Basis Ontologi

Individu sebagai produk sosial. Perilaku individu sangat dipengaruhi oleh lingkungan terdekatnya (kelompok). Pengaruh kelompok lebih signifikan untuk dilihat dalam sistem politik daripada pengaruh individu

Definisi Konseptual

“Kelompok sebagai sekumpulan individu yang mengejar kepentingan bersama”. (Mas’oed, Mochtar, Studi Hubungan Internasional, Tingkat Analisis & Teoritisasi).
“A single identified group consist of several individual which has a common interests & rewards” (Deutsch, Karl W. The Analysis of International Relations).

Teoritisasi

Kalkulasi Peranan (role) ; dinamika individu dalam kelompok. Peranan sebagai “such certain set of behavior yang diharapkan muncul dari seorang individu berdasarkan kedudukannya dalam struktur dan sistem sosial tertentu. Jadi Teori Peranan (Role Theory) menegaskan analisa perilaku politik individu dalam menjalankan peranan politik tertentu.
Role Theory dalam analisa politik mempunyai dua fungsi penting;
1. menunjukkan hubungan antara karakter individual dan norma lingkungan yang dihadapinya,
2. mendeskripsikan institusi secara behavioral.
Pendekatan terhadap peranan ini menjembatani pendekatan individu dan institusi dalam studi politik

Small Group Approach

Beberapa prinsip operasional;
Memahami perilaku aktor berdasarkan konteks sosialnya. Keputusan kelompok merupakan satu bentuk hasil interaksi daripada refleksi perilaku individu dominan. Fokus kajian pendekatan ini lebih pada proses pengambilan keputusan dalam konteks task group. Pendekatan ini lebih merefleksikan dinamika proses pengambilan keputusan. Dinamika proses tersebut dapat lewat dua jalan sub-pendekatan; formal interaction & informal interaction Groupthink, Consensus, & Esprit du Corp.

Pendekatan Kelompok dalam perkembangan Teori HI

Berawal dari penggunaannya sebagai alat analisas untuk menjelaskan perilaku negara.
Dipergunakan secara luas untuk menjelaskan situasi sistem internasional karena signifikansinya meningkat hingga menyamai bahkan menyamai atau melampaui negara dalam dinamika politik yang lebih besar.

Karakter Penting Metodologi

Dibandingkan dengan model analisis politik sebelumnya, teori-teori yang berkembang dalam kerangka besar pendekatan individu memiliki titik tolak yang penting yaitu; pendekatan ini tidak lagi melihat negara sebagai entitas politik yang abstrak maupun metafisik tetapi lebih pada personifikasi negara dengan aktor-aktor penentu di dalamnya.

Pluralisme

Peningkatan signifikansi ini melahirkan paradigma baru dalam HI yang mulai memperhitungkan dinamika bargaining & leverage kelompok dan negara dalam Politik Internasional. Paradigma ini berkeyakinan bahwa kelompok tidak hanya secara signifikan mempengaruhi perilaku negara dalam sistem internalnya tetapi bahkan juga mempengaruhi sistem internasional secara langsung. Mempengaruhi perilaku negara secara internal; mengarahkan proses pengambilan keputusan formal (orientasi politik luar negeri) melalui support & contra opinion. Mempengaruhi sistem internasional dengan mendorong perhatian negara terhadap isu-isu baru dalam hubungan internasional yang lebih mencerminkan isu-isu yang lebih bersifat low politics.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar